Dinilai Bobrok nya Kinerja BPSDM Aceh, Aktivis Perempuan : Lebih Baik di Bubarkan Saja.
https://www.riaupublik.com/2019/10/dinilai-bobrok-nya-kinerja-bpsdm-aceh.html
Kamis,31/10/2019
ACEH, RIAUPUBLIK.COM-- Pasca terbongkarnya bobrok pemainan pihak Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia(BPSDM) Aceh, terhadap proses penerimaan Beasiswa S1 S2 dan S3 beberapa waktu yang lalu ikut di tanggapi oleh aktivis muda perempuan Aceh. Rahmatun Phounna, kamis 31 oktober 2019, di Kota Banda Aceh.
Aktivis Muda Perempuan Aceh saat di sampaikan media, terkait persoalan di BPSDM, diri nyan mengaku sudah tidak heran lagi dengan pemberitaan oleh beberapa media, pasalnya menurut Rahmatun " hal semacam ini selalu terjadi perbincangan hangat di publik ketika proses penerimaan beasiswa di umumkan."
"hal semacam ini saya sudah sering mendegar, mungkin pada tahun-tahun sebelumnya tidak ada orang yang berani bongkar ke publik, tahun ini begitu ada yang bongkar ke publik ketaun semua bobrok di BPSDM", kata Phounna.
Dirinya merasa sangat kecewa dengan permainan dan prilaku penyalahgunaan wewenang dalam proses penerimaan Bea Siswa di BPSDM Aceh. "Jujur saja saya sangat kecewa dengan praktek-praktek semacam ini.
Aturan yang telah mereka buat, justru meleceh kan sendiri dengan melewatkan salah orang yang tidak memiliki _Loa (Letter Of Accepted),"
Padahal di ketentuan syarat sudah sangat jelas disebutkan bahwa syarat untuk S2, maupun S3 ke luar Negeri sudah memiliki Loa, kenapa tiba-tiba yang lewat justru yang tidak memiliki Loa", cetus Phounna.
Lebih lanjut, phounna juga menambahkan, BPSDM Aceh khusus dibentuk dan di alokasi anggaran yang cukup besar tak lain adalah ingin mengejar ketinggalan dalam konteks pembangunan sumber daya manusia, dalam membangun aceh pasca konflik berkepanjangan,
Namum cita-cita tersebut jauh dari harapan rakyat aceh secara khusus, ratusan milyar anggaran yang telah di anggaran untuk sektor peningkatan kualitas sumberdaya manusia SDM Aceh belum berimplikasi pada peningkatan kualitas sektor pendidikan aceh baik pada jenjang pendidikan di sekaloh hingga perguruan tinggi sekalipun.
Tentu ini merupakan pukulan terberat dalam sejarah perjalanan Aceh menuju suksesnya program Aceh Caroeng yang di gagas oleh pasangan Gubernur Irwandi-Nova.
Persoalan mendasar tak lain adalah kurang profesionalitas dan integritas pihak-pihak yang diberikan kepercayaan untuk mengelola uang rakyat yaitu BPSDM.
Bagaimana kita mau bangkit dari keterpurukan pada kualitas sumberdaya manusia, orang-orang yang dipercaya untuk mengurus anggaran pendidikan tidak memiliki integritas dan komitment untuk memajukan aceh kedepan.
Sederhananya pihak yang diberikan kepercayaan cukup menjalan standar ketentuan yang telah dibuat dan disepakati secara bersama.
Siapapun dia apabila tidak memenuhi standar kententuan tidak bisa dilewatkan, hal ini sangat perlu dilakukan untuk membangun jati diri dan marwah Aceh kedepan yang lebih maju, kata Aktivis perempuan tersebut.
Reporter. : Masri
Foto : Rahmatun Phounna, Aktivis Perempuan Aceh |
Aktivis Muda Perempuan Aceh saat di sampaikan media, terkait persoalan di BPSDM, diri nyan mengaku sudah tidak heran lagi dengan pemberitaan oleh beberapa media, pasalnya menurut Rahmatun " hal semacam ini selalu terjadi perbincangan hangat di publik ketika proses penerimaan beasiswa di umumkan."
"hal semacam ini saya sudah sering mendegar, mungkin pada tahun-tahun sebelumnya tidak ada orang yang berani bongkar ke publik, tahun ini begitu ada yang bongkar ke publik ketaun semua bobrok di BPSDM", kata Phounna.
Dirinya merasa sangat kecewa dengan permainan dan prilaku penyalahgunaan wewenang dalam proses penerimaan Bea Siswa di BPSDM Aceh. "Jujur saja saya sangat kecewa dengan praktek-praktek semacam ini.
Aturan yang telah mereka buat, justru meleceh kan sendiri dengan melewatkan salah orang yang tidak memiliki _Loa (Letter Of Accepted),"
Padahal di ketentuan syarat sudah sangat jelas disebutkan bahwa syarat untuk S2, maupun S3 ke luar Negeri sudah memiliki Loa, kenapa tiba-tiba yang lewat justru yang tidak memiliki Loa", cetus Phounna.
Lebih lanjut, phounna juga menambahkan, BPSDM Aceh khusus dibentuk dan di alokasi anggaran yang cukup besar tak lain adalah ingin mengejar ketinggalan dalam konteks pembangunan sumber daya manusia, dalam membangun aceh pasca konflik berkepanjangan,
Namum cita-cita tersebut jauh dari harapan rakyat aceh secara khusus, ratusan milyar anggaran yang telah di anggaran untuk sektor peningkatan kualitas sumberdaya manusia SDM Aceh belum berimplikasi pada peningkatan kualitas sektor pendidikan aceh baik pada jenjang pendidikan di sekaloh hingga perguruan tinggi sekalipun.
Tentu ini merupakan pukulan terberat dalam sejarah perjalanan Aceh menuju suksesnya program Aceh Caroeng yang di gagas oleh pasangan Gubernur Irwandi-Nova.
Persoalan mendasar tak lain adalah kurang profesionalitas dan integritas pihak-pihak yang diberikan kepercayaan untuk mengelola uang rakyat yaitu BPSDM.
Bagaimana kita mau bangkit dari keterpurukan pada kualitas sumberdaya manusia, orang-orang yang dipercaya untuk mengurus anggaran pendidikan tidak memiliki integritas dan komitment untuk memajukan aceh kedepan.
Sederhananya pihak yang diberikan kepercayaan cukup menjalan standar ketentuan yang telah dibuat dan disepakati secara bersama.
Siapapun dia apabila tidak memenuhi standar kententuan tidak bisa dilewatkan, hal ini sangat perlu dilakukan untuk membangun jati diri dan marwah Aceh kedepan yang lebih maju, kata Aktivis perempuan tersebut.
Reporter. : Masri