Mendagri Tjahjo Kumolo: Pilkada, Balon Gubernur Yang Maju Harus Berikan Edukasi Positif Pada Publik
https://www.riaupublik.com/2017/10/mendagri-tjahjo-kumolo-pilkada-balon.html
Selasa, 17 Oktober 2017
JAKARTA, RIAUPUBLIK.Com-- Presiden RI Joko Widodo
berpesan agar pelaksanaan Pilkada Serentak 2018 mendatang jangan sampai memecah
belah masyarakat. Karena itu, pemetaan terhadapan area rawan konflik harus
diantisipasi sejak ini.
Menteri
Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan, pasangan calon yang maju pada
pilkada nanti juga harus memberikan edukasi positif kepada publik. Misal dengan
kampanye adu program dan hindari ujaran kebencian, apalagi fitnah.
"Jangan
kampanye yang mengumbar isu SARA (suku agama ras dan antargolongan), tapi
bagaimana menyusun program yang baik untuk masyarakat," kata Tjahjo di Semarang
pada Rakornas Camat.
Kemudian,
para pasangan calon, kata dia juga harus komitmen dengan proses demokrasi ini.
Artinya, mereka harus menjunjung tinggi kontestasi politik dengan siap menang
dan kalah. Bila merasa dirugikan, maka ikuti mekanisme hukum.
Ia
juga menyinggung soal tindakan anarkis yang dilakukan oleh oknum warga Tolikara
yang diduga menjadi pendukung pasangan calon kalah pilkada di kabupaten
tersebut, merupakan luapan emosi 'salah alamat'.
"Tapi
jangan pelampiasannya terus 'menampar' Kemendagri. Soal dia nuntut keadilan, ya
itu ke KPU, ke Bawaslu, ke MK. Ini kan mekanisme hukum yang harus
dipahami," ujar dia.
Terkait
potensi kerawanan Pilkada, Menurut Tjahjo, untuk antisipasinya, semua pihak
harus bersinergi menjaga kondusifitas daerah. Bukan hanya peran pemda,
penyelenggara pemilu dan Polri, namun juga parpol, pasangan calon dan timses.
"Saya
yakin, KPU, Bawaslu, Kepolisian, BIN dan pemda sudah petakan, masing-masing
daerah mana yang bisa timbulkan kerawanan," ujar Tjahjo.(rls)