Khabar Gembira....! Forum Petani Sawit Kab Kuansing Segera Miliki BUMP
https://www.riaupublik.com/2020/02/khabar-gembira-forum-petani-sawit-kab.html
Selasa, 18 Februari 2020
PEKANBARU, RIAUPUBLIK.COM-- Petani kelapa sawit yang tergabung dalam Forum Petani Sawit atau F1 sampai F10 petani kelapa sawit Kecamatan Singingi dan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau akan segera mendirikan Badan Usaha Milik Petani (BUMP).
Sehubungan rencana itu, Ketua Sekretaris Nasional (Seknas) Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Indonesia Dr Ir Sugeng Edy Waluyo MM pakar pertanian Nasional, memberikan pengarahan akademisnya kepada para utusan Forum Petani tentang sosialisasi rencana pendirian Badan Usaha Milik Petani (BUMP) tersebut, di Fox Harris Hotel Pekanbaru, Senin (17/2/2020). Acara sosialisasi ini berlangsung dua hari hingga Selasa (18/2/2020).
Menurut Dr Ir Edi bahwa Mensesneg mempertanyakan kenapa masih ada produk pangan Indonesia yang masih impor dari luar negeri seperti beras, jagung, singkong padahal orang Indonesia lebih hebat, lebih pintar, lahan tanam cukup luas.
"Sinarmas impor singkong, tapi bila dalam negeri bisa terpenuhi singkong maka Sinarmas akan mengurangi impor singkong," urai Dr Ir Edi.
Menurut dia, Indonesia masih impor jagung 4 juta ton per tahun ini untuk kebutuhan peternakan. Maka bila saja Indonesia bisa memproduksi 3 juta ton saja per tahun di dalam negeri ini sudah baik untuk kebutuhan peternakan dan lain-lain.
Acara ini diinisiasi oleh Inisiator BUMP Provinsi Riau, Alexander Pranoto seorang rekanan kontraktor replanting kelapa sawit yang sudah melanglang buana melakukan peremajaan kebun kelapa sawit di beberapa provinsi seperti Riau, Sumut, Jambi, dan Sumbar. Dalam acara ini hadir Ir Syoffinal dari Dinas Perkebunan Provinsi Riau.
Menurut Dr Ir Edi, BUMP diawali dengan adanya kelompok, bergeser ke koperasi, di level profesional mengarah ke korporasi disini akan ada kolaborasi kemitraan.
"Sebanyak 52 persen perkebunan sawit di Indonesia dikuasai korporasi, dan 44 persen dikuasai masyarakat, dan lain-lain. Terkait bahan bakar B30 dan B40 diharapkan bukan dari korporasi saja pasokan CPOnya nanti diserap, tapi bagaimana Pemerintah dapat memberi penguatan kepada 44 persen perkebunan sawit yang dikuasai oleh masyarakat juga terserap untuk bahan bakar B30 dan B40," ujar Dr Ir Sugeng Edi Waluyo MM.
Dalam pendirian BUMP nanti, Dr Ir Edi minta pengurus BUMP sawit yang akan didirikan ini agar jangan saling mencurigai dalam kepengurusan BUMP. Tujuannya agar petani berjaya dan sejahtera bisa tumbuhnya ekonomi perdesaan.
Menurutnya saat ini telah berkembang 30 BUMP di seluruh Indonesia yakni di Jawa Tengah (Jateng), NTT, Bengkuku, Kalsel, Kalteng, Lampung, Sumsel, Riau, dll.
"Model BUMP merupakan alternatif cerminan korporasi petani yang dibutuhkan pemerintah," tambah Dr Ir Edi.
Dasar hukum BUMP adalah Undang-Undang Nomor 19/2013 tanggal 25 Sept 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
Sementara Ir Syoffinal dari Dinas Perkebunan Provinsi Riau menyebutkan akan dibentuk asosiasi kelompok tani, semua petani ikut di asosiasi kelompok tani dan masuk ke ranah BUMP. Poktan dan petani sebagai pemegang sahamnya, ada pemegang saham mayoritas dan ada minoritas akan diangkat menjadi pengurus BUMP.
Siapa yang diangkat jadi pengurus BUMP agar didukung dan jangan saling iri hati. Akan ada pengelolaan tanaman sela di antara penanaman sawit nantinya. Ada pendampingan sampai pemasaran ada Seknas BUMP," jelas Ir Syoffinal.
Ketua Seknas BUMP Dr Ir Sugeng Edi Waluyo MM menambahkan pula nantinya akan dibentuk Asosiasi Kelompok Tani Sawit Kuantan Singingi.
Seperti diberitakan media ini sebelumnya, Forum Petani Kelapa Sawit (F1 hingga F10) di Kecamatan Singingi dan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi Riau telah menjalin kerja sama dengan PT Buana Orbit Sejahtera (PT BOS) pimpinan Alexander Pranoto dalam rangka rencana replanting kelapa sawit.
Pelaksanaan replanting dijadwalkan Agustus 2020 luas total sekitar 8.000 hektare. Akan ditanami tanaman sela seperti jagung. Petani juga akan dibantu pengadaan sapi oleh Pemerintah rencananya tahap awal akan dipasok 1.000 ekor sapi.
BUMP Kuansing ini ke depannya juga akan membangun Pabrik Kelapa Sawit (PKS) sendiri secara mandiri. Pengelolanya akan dicari para profesional bisa jadi dari anak-anak petani sawit sendiri karena ada anak petani yang sarjana pertanian, sarjana komputer, dan lain-lain.(Rol/ rls)
SOSIALISASI RENCANA PEMBENTUKAN BUMP |
Sehubungan rencana itu, Ketua Sekretaris Nasional (Seknas) Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Indonesia Dr Ir Sugeng Edy Waluyo MM pakar pertanian Nasional, memberikan pengarahan akademisnya kepada para utusan Forum Petani tentang sosialisasi rencana pendirian Badan Usaha Milik Petani (BUMP) tersebut, di Fox Harris Hotel Pekanbaru, Senin (17/2/2020). Acara sosialisasi ini berlangsung dua hari hingga Selasa (18/2/2020).
Menurut Dr Ir Edi bahwa Mensesneg mempertanyakan kenapa masih ada produk pangan Indonesia yang masih impor dari luar negeri seperti beras, jagung, singkong padahal orang Indonesia lebih hebat, lebih pintar, lahan tanam cukup luas.
"Sinarmas impor singkong, tapi bila dalam negeri bisa terpenuhi singkong maka Sinarmas akan mengurangi impor singkong," urai Dr Ir Edi.
Menurut dia, Indonesia masih impor jagung 4 juta ton per tahun ini untuk kebutuhan peternakan. Maka bila saja Indonesia bisa memproduksi 3 juta ton saja per tahun di dalam negeri ini sudah baik untuk kebutuhan peternakan dan lain-lain.
Acara ini diinisiasi oleh Inisiator BUMP Provinsi Riau, Alexander Pranoto seorang rekanan kontraktor replanting kelapa sawit yang sudah melanglang buana melakukan peremajaan kebun kelapa sawit di beberapa provinsi seperti Riau, Sumut, Jambi, dan Sumbar. Dalam acara ini hadir Ir Syoffinal dari Dinas Perkebunan Provinsi Riau.
Menurut Dr Ir Edi, BUMP diawali dengan adanya kelompok, bergeser ke koperasi, di level profesional mengarah ke korporasi disini akan ada kolaborasi kemitraan.
"Sebanyak 52 persen perkebunan sawit di Indonesia dikuasai korporasi, dan 44 persen dikuasai masyarakat, dan lain-lain. Terkait bahan bakar B30 dan B40 diharapkan bukan dari korporasi saja pasokan CPOnya nanti diserap, tapi bagaimana Pemerintah dapat memberi penguatan kepada 44 persen perkebunan sawit yang dikuasai oleh masyarakat juga terserap untuk bahan bakar B30 dan B40," ujar Dr Ir Sugeng Edi Waluyo MM.
Dalam pendirian BUMP nanti, Dr Ir Edi minta pengurus BUMP sawit yang akan didirikan ini agar jangan saling mencurigai dalam kepengurusan BUMP. Tujuannya agar petani berjaya dan sejahtera bisa tumbuhnya ekonomi perdesaan.
Menurutnya saat ini telah berkembang 30 BUMP di seluruh Indonesia yakni di Jawa Tengah (Jateng), NTT, Bengkuku, Kalsel, Kalteng, Lampung, Sumsel, Riau, dll.
"Model BUMP merupakan alternatif cerminan korporasi petani yang dibutuhkan pemerintah," tambah Dr Ir Edi.
Dasar hukum BUMP adalah Undang-Undang Nomor 19/2013 tanggal 25 Sept 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
Sementara Ir Syoffinal dari Dinas Perkebunan Provinsi Riau menyebutkan akan dibentuk asosiasi kelompok tani, semua petani ikut di asosiasi kelompok tani dan masuk ke ranah BUMP. Poktan dan petani sebagai pemegang sahamnya, ada pemegang saham mayoritas dan ada minoritas akan diangkat menjadi pengurus BUMP.
Siapa yang diangkat jadi pengurus BUMP agar didukung dan jangan saling iri hati. Akan ada pengelolaan tanaman sela di antara penanaman sawit nantinya. Ada pendampingan sampai pemasaran ada Seknas BUMP," jelas Ir Syoffinal.
Ketua Seknas BUMP Dr Ir Sugeng Edi Waluyo MM menambahkan pula nantinya akan dibentuk Asosiasi Kelompok Tani Sawit Kuantan Singingi.
Seperti diberitakan media ini sebelumnya, Forum Petani Kelapa Sawit (F1 hingga F10) di Kecamatan Singingi dan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi Riau telah menjalin kerja sama dengan PT Buana Orbit Sejahtera (PT BOS) pimpinan Alexander Pranoto dalam rangka rencana replanting kelapa sawit.
Pelaksanaan replanting dijadwalkan Agustus 2020 luas total sekitar 8.000 hektare. Akan ditanami tanaman sela seperti jagung. Petani juga akan dibantu pengadaan sapi oleh Pemerintah rencananya tahap awal akan dipasok 1.000 ekor sapi.
BUMP Kuansing ini ke depannya juga akan membangun Pabrik Kelapa Sawit (PKS) sendiri secara mandiri. Pengelolanya akan dicari para profesional bisa jadi dari anak-anak petani sawit sendiri karena ada anak petani yang sarjana pertanian, sarjana komputer, dan lain-lain.(Rol/ rls)