Ketika Maaf Tak Diterima, Apa Masih Berdosa?
https://www.riaupublik.com/2017/03/ketika-maaf-tak-diterima-apa-masih.html
KHAZANAH, RIAUPUBLIK.Com-- Mungkin di antara kita ada yang pernah atau sedang dalam kasus ketika
kita berselisih dengan kerabat atau rekan kita. Kita mencoba memperbaiki
keadaan dengan meminta maaf dan berbuat baik kepadanya tapi perbuatan
kita malah tak diacuhkannya. Solusinya, tetaplah berbuat baik karena
pertolongan Allah akan selalu bersama kita. Simak hadis riwayat Muslim
(2558) berikut:
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ وَاللَّفْظُ لِابْنِ الْمُثَنَّى قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ سَمِعْتُ الْعَلَاءَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ لِي قَرَابَةً أَصِلُهُمْ وَيَقْطَعُونِي وَأُحْسِنُ إِلَيْهِمْ وَيُسِيئُونَ إِلَيَّ وَأَحْلُمُ عَنْهُمْ وَيَجْهَلُونَ عَلَيَّ فَقَالَ لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمْ الْمَلَّ وَلَا يَزَالُ مَعَكَ مِنْ اللَّهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Al Mutsanna dan Muhammad bin Basysyar dan lafazh ini milik Ibnu Al Mutsanna, dia berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dia berkata, aku mendengar Al-A’laa bin ‘Abdur Rahman bercerita dari Bapaknya dari Abu Hurairah bahwasanya: Seorang laki-laki pernah berkata, “Ya Rasulullah, saya mempunyai kerabat.
Saya selalu berupaya untuk menyambung silaturahmi kepada mereka tetapi mereka memutuskannya. Saya selalu berupaya untuk berbuat baik kepada mereka tetapi mereka menyakiti saya. Saya selalu berupaya untuk lemah lembut terhadap mereka tetapi mereka tak acuh kepada saya.” Lalu Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika benar seperti apa yang kamu katakan, maka kamu seperti memberi makan mereka debu yang panas dan selama kamu berbuat demikian (berbuat baik) maka pertolongan Allah akan selalu bersamamu.”.
Sungguh mengerikan jika ada seseorang yang tak bisa memberikan maaf kepada orang lain. Begitu pula ada cara lain ketika hendak meminta maaf, namun tidak diterima meskipun sudah meminta taubat kepada Allah SWT. Maka taubatnya teranggap sah apabila dia memang bersungguh-sungguh dalam bertaubat. asy-Syaikh al-'Utsaimin rahimahullah berkata :
وإذا بذل ما يستطيع من طلب إحلاله منه، فأبى من له حق، فإنه مع التوبة الصادقة النصوح يقضي الله عز وجل عنه ما تحمله لأخيه
"Apabila ia telah berupaya secara maksimal untuk meminta maaf namun saudaranya tetap enggan memaafkan, sedang taubatnya jujur lagi tulus maka Allah subhanahu wa ta'ala yang akan menuntaskan kesalahan yang ia perbuat pada saudaranya." (Fataawa Nuur 'alad Darb, kaset no. 248)
Semoga dengan penggalan kisah berikut, kita yang mempunyai salah kepada orang lain, diharapkan agar segera meminta maaf dan menjalin silaturahim dengan baik. Kemudian jika ada yang mempunyai kesalahan sebesar apapun, usahakan untuk memaafkannya.
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ وَاللَّفْظُ لِابْنِ الْمُثَنَّى قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ سَمِعْتُ الْعَلَاءَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ لِي قَرَابَةً أَصِلُهُمْ وَيَقْطَعُونِي وَأُحْسِنُ إِلَيْهِمْ وَيُسِيئُونَ إِلَيَّ وَأَحْلُمُ عَنْهُمْ وَيَجْهَلُونَ عَلَيَّ فَقَالَ لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمْ الْمَلَّ وَلَا يَزَالُ مَعَكَ مِنْ اللَّهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Al Mutsanna dan Muhammad bin Basysyar dan lafazh ini milik Ibnu Al Mutsanna, dia berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dia berkata, aku mendengar Al-A’laa bin ‘Abdur Rahman bercerita dari Bapaknya dari Abu Hurairah bahwasanya: Seorang laki-laki pernah berkata, “Ya Rasulullah, saya mempunyai kerabat.
Saya selalu berupaya untuk menyambung silaturahmi kepada mereka tetapi mereka memutuskannya. Saya selalu berupaya untuk berbuat baik kepada mereka tetapi mereka menyakiti saya. Saya selalu berupaya untuk lemah lembut terhadap mereka tetapi mereka tak acuh kepada saya.” Lalu Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika benar seperti apa yang kamu katakan, maka kamu seperti memberi makan mereka debu yang panas dan selama kamu berbuat demikian (berbuat baik) maka pertolongan Allah akan selalu bersamamu.”.
Sungguh mengerikan jika ada seseorang yang tak bisa memberikan maaf kepada orang lain. Begitu pula ada cara lain ketika hendak meminta maaf, namun tidak diterima meskipun sudah meminta taubat kepada Allah SWT. Maka taubatnya teranggap sah apabila dia memang bersungguh-sungguh dalam bertaubat. asy-Syaikh al-'Utsaimin rahimahullah berkata :
وإذا بذل ما يستطيع من طلب إحلاله منه، فأبى من له حق، فإنه مع التوبة الصادقة النصوح يقضي الله عز وجل عنه ما تحمله لأخيه
"Apabila ia telah berupaya secara maksimal untuk meminta maaf namun saudaranya tetap enggan memaafkan, sedang taubatnya jujur lagi tulus maka Allah subhanahu wa ta'ala yang akan menuntaskan kesalahan yang ia perbuat pada saudaranya." (Fataawa Nuur 'alad Darb, kaset no. 248)
Semoga dengan penggalan kisah berikut, kita yang mempunyai salah kepada orang lain, diharapkan agar segera meminta maaf dan menjalin silaturahim dengan baik. Kemudian jika ada yang mempunyai kesalahan sebesar apapun, usahakan untuk memaafkannya.