Cegah Covid-19, Kapolres Meranti: Berkumpul Ditempat Keramaian Bisa Masuk Sel
https://www.riaupublik.com/2020/03/cegah-covid-19-kapolres-meranti.html
Rabu, 25 Maret 2020
MERANTI, RIAUPUBLIK.COM -- Arus balik warga Kabupaten Kepulauan Meranti yang pulang dari negara tetangga Singapura dan Malaysia yang cukup besar akibat diberlakukannya Lockdown dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19 dinegara tetanga tersebut, membuat Pemda Meranti dan aparat Kepolisian mesti bekerja ekstra dan memberlakukan sanksi tegas bagi warga yang melanggar Intruksi Prsesiden, Kapolri hingga Kepala Daerah terkait antisipasi penyebaran Virus Corona Covid-19 di Indoensia khususnya wilayah Kepulauan Meranti.
Salah satu sanksi tegas yang akan diberlakukan adalah sanksi hukum 1 tahun penjara bagi warga atau masyarakat yang tidak mengindahkan intruksi Sosial Distancing (jarak kumpul ditempat keramaian), hal itu mengacu pada penjelasan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan HAM (Menkopolhukam) RI Mahfud MD yang mengatakan "keselamatan masyarakat banyak adalah hukum tertinggi" yang harus diikuti.
Hal ini dikatakan langsung oleh Kapolres Kepulauan Meranti AKBP. Taufik Lukman dalam acara Rapat Koordinasi Antisipasi Penyebaran Virus Covid-19 yang dipimpin oleh Wakil Bupati Kepulauan Meranti H. Said Hasyim yang didampingi Sekretaris Daerah Bambang Supriyanto SE MM serta Kepala Dinas Kesehatan dr. Misri.
Rakor yang melibatkan semua pihak terkait seperti Kepala Kantor Kemenag Meranti Agustiar SAg, Ketua MUI H. Mustafa, PSMTI, semua unsur tokoh masyarakat/Agama/Paguyuban tersebut digelar di Aula Kantor Bupati Meranti, Selasa (24/3/2020).
Seperti dikatakan Kapolres Meranti AKBP. Taufik Lukman, pihak kepolisian akan terus melakukan patroli secara rutin ditempat-tempat keramaian seperti Cafe, Tempat Hiburan, Warnet dan lainnya. Jika ditemukan warga berkumpul ditempat keramaian mencapai 10 orang atau lebih dihimbau untuk membubarkan diri, jika sudah tiga kali diingatkan namun himbauan tidak diindahkan maka kepolisian Polres Meranti akan mengenakan sanksi tegas sesuai intruksi Kapolri yakni 1 tahun penjara.
"Jika ditemukan masyarakat berkumpul ditempat keramaian seperti Cafe, Tempat Hiburan, diminta untuk membubarkan diri jiia tidak dindahkan maka akan dilakukan penindakan hukum 1 tahun penjara. Karena keselamatan masyatakat banyak adalah hukum tertinggi," jelas Kapolres.
Sanksi tegas bukan saja akan diberlakukan pada masyarakat yang duduk di Cafe, Warung Kopi, atau Tempat Hiburan saja tapi juga bagi masyarakat yang tetap ngotot menggelar acara pesta nikah, selamatan dan lainnya.
"Jika tetap ingin menggelar acara kawinan dan sebagainya diminta untuk melapor dan mengikuti protap, jika tidak bisa lebih baik ditunda dulu," ujar Kapolres lagi.
Kapolres juga menyarankan kepada Pemerintah Daerah untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan segera mengeluarkan surat edaran untuk menutup Cafe dan Tempat Hiburan serta Warnet yang berpotensi menjadi tempat penularan Covid-19.
Sekedar informasi, seperti laporan yang diterima oleh Wakil Bupati Meranti H. Said Hasyim, saat ini setidaknya ada seribuan orang warga Meranti dari Malaysia dan Singapura masuk Selatpanjang.
Meskipun mereka sudah menjalani pemeriksaan Termo Scaner namun alat ini belum dapat memastikan 100 persen orang yang bersangkutan bebas Covid-19, dan maaih perlu dilakukan pemantauan selama 2 pekan.
Yang menjadi masalah saat ini, banyak warga Meranti yang baru balik dari Malaysia bukanya menetap dirumah malah menggelar acara kumpul-kumpul bersama keluarga, teman serta kerabat untuk melepas rindu duduk di Cafe dan tempat hiburan alhasil selama beberapa hari ini Cafe di Selatpanjang penuh.
Ini tentunya sebuan gejala yang tidak baik bagi upaya mengantisipasi penyebaran Virus Corona Covid-19 di Kepulauan Meranti.
Selain Cafe dan Tempat Hiburan lokasi yang tak kalah menghawatirkan adalah Warnet yang saat ini banyak dikunjungi anak-anak sekolah yang diliburkan. Dan untuk kasus ini Pemkab. Meranti berencana untuk dilakukan penutupan sementara minimal 2 pekan kedepan.
Dan yang tak kalah penting adalah, meminta kepada warga Tiong Hoa yang berada diluar negeri yang akan melaksanakan kegiatan keagamaan Ziarah Kubur (Ceng Beng), untuk menahan diri tidak pulang ke Selatpanjang. Dengan cukup melaksanakan ibadah ditempat masing-masing.
Pemkab. Meranti menghimbau kepada warga Tiong Hoa untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk penyebaran Covid-19, tidak mengadakan kegiatan yang menghadirkan masyarakat ramai khsusnya diklenteng-klenteng besar yang tersebar di Meranti.
Terkait kegiatan Ziarah Kubur umat Budha ini juga telah disampaikan kepada perwakilan pengurus PSMTI yang hadir. Pada dasarnya PSMTI menyetujui himbauan Polres Meranti dan Pemkab. Meranti. PSMTI pun bersedia untuk mematuhi serta mensosialisasikannya kepada masyarakat Tiong Hoa di Meranti. (kz)
MERANTI, RIAUPUBLIK.COM -- Arus balik warga Kabupaten Kepulauan Meranti yang pulang dari negara tetangga Singapura dan Malaysia yang cukup besar akibat diberlakukannya Lockdown dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19 dinegara tetanga tersebut, membuat Pemda Meranti dan aparat Kepolisian mesti bekerja ekstra dan memberlakukan sanksi tegas bagi warga yang melanggar Intruksi Prsesiden, Kapolri hingga Kepala Daerah terkait antisipasi penyebaran Virus Corona Covid-19 di Indoensia khususnya wilayah Kepulauan Meranti.
Salah satu sanksi tegas yang akan diberlakukan adalah sanksi hukum 1 tahun penjara bagi warga atau masyarakat yang tidak mengindahkan intruksi Sosial Distancing (jarak kumpul ditempat keramaian), hal itu mengacu pada penjelasan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan HAM (Menkopolhukam) RI Mahfud MD yang mengatakan "keselamatan masyarakat banyak adalah hukum tertinggi" yang harus diikuti.
Hal ini dikatakan langsung oleh Kapolres Kepulauan Meranti AKBP. Taufik Lukman dalam acara Rapat Koordinasi Antisipasi Penyebaran Virus Covid-19 yang dipimpin oleh Wakil Bupati Kepulauan Meranti H. Said Hasyim yang didampingi Sekretaris Daerah Bambang Supriyanto SE MM serta Kepala Dinas Kesehatan dr. Misri.
Rakor yang melibatkan semua pihak terkait seperti Kepala Kantor Kemenag Meranti Agustiar SAg, Ketua MUI H. Mustafa, PSMTI, semua unsur tokoh masyarakat/Agama/Paguyuban tersebut digelar di Aula Kantor Bupati Meranti, Selasa (24/3/2020).
Seperti dikatakan Kapolres Meranti AKBP. Taufik Lukman, pihak kepolisian akan terus melakukan patroli secara rutin ditempat-tempat keramaian seperti Cafe, Tempat Hiburan, Warnet dan lainnya. Jika ditemukan warga berkumpul ditempat keramaian mencapai 10 orang atau lebih dihimbau untuk membubarkan diri, jika sudah tiga kali diingatkan namun himbauan tidak diindahkan maka kepolisian Polres Meranti akan mengenakan sanksi tegas sesuai intruksi Kapolri yakni 1 tahun penjara.
"Jika ditemukan masyarakat berkumpul ditempat keramaian seperti Cafe, Tempat Hiburan, diminta untuk membubarkan diri jiia tidak dindahkan maka akan dilakukan penindakan hukum 1 tahun penjara. Karena keselamatan masyatakat banyak adalah hukum tertinggi," jelas Kapolres.
Sanksi tegas bukan saja akan diberlakukan pada masyarakat yang duduk di Cafe, Warung Kopi, atau Tempat Hiburan saja tapi juga bagi masyarakat yang tetap ngotot menggelar acara pesta nikah, selamatan dan lainnya.
"Jika tetap ingin menggelar acara kawinan dan sebagainya diminta untuk melapor dan mengikuti protap, jika tidak bisa lebih baik ditunda dulu," ujar Kapolres lagi.
Kapolres juga menyarankan kepada Pemerintah Daerah untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan segera mengeluarkan surat edaran untuk menutup Cafe dan Tempat Hiburan serta Warnet yang berpotensi menjadi tempat penularan Covid-19.
Sekedar informasi, seperti laporan yang diterima oleh Wakil Bupati Meranti H. Said Hasyim, saat ini setidaknya ada seribuan orang warga Meranti dari Malaysia dan Singapura masuk Selatpanjang.
Meskipun mereka sudah menjalani pemeriksaan Termo Scaner namun alat ini belum dapat memastikan 100 persen orang yang bersangkutan bebas Covid-19, dan maaih perlu dilakukan pemantauan selama 2 pekan.
Yang menjadi masalah saat ini, banyak warga Meranti yang baru balik dari Malaysia bukanya menetap dirumah malah menggelar acara kumpul-kumpul bersama keluarga, teman serta kerabat untuk melepas rindu duduk di Cafe dan tempat hiburan alhasil selama beberapa hari ini Cafe di Selatpanjang penuh.
Ini tentunya sebuan gejala yang tidak baik bagi upaya mengantisipasi penyebaran Virus Corona Covid-19 di Kepulauan Meranti.
Selain Cafe dan Tempat Hiburan lokasi yang tak kalah menghawatirkan adalah Warnet yang saat ini banyak dikunjungi anak-anak sekolah yang diliburkan. Dan untuk kasus ini Pemkab. Meranti berencana untuk dilakukan penutupan sementara minimal 2 pekan kedepan.
Dan yang tak kalah penting adalah, meminta kepada warga Tiong Hoa yang berada diluar negeri yang akan melaksanakan kegiatan keagamaan Ziarah Kubur (Ceng Beng), untuk menahan diri tidak pulang ke Selatpanjang. Dengan cukup melaksanakan ibadah ditempat masing-masing.
Pemkab. Meranti menghimbau kepada warga Tiong Hoa untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk penyebaran Covid-19, tidak mengadakan kegiatan yang menghadirkan masyarakat ramai khsusnya diklenteng-klenteng besar yang tersebar di Meranti.
Terkait kegiatan Ziarah Kubur umat Budha ini juga telah disampaikan kepada perwakilan pengurus PSMTI yang hadir. Pada dasarnya PSMTI menyetujui himbauan Polres Meranti dan Pemkab. Meranti. PSMTI pun bersedia untuk mematuhi serta mensosialisasikannya kepada masyarakat Tiong Hoa di Meranti. (kz)