Pemerintah Santuni Keluarga Nelayan
https://www.riaupublik.com/2018/12/pemerintah-santuni-keluarga-nelayan.html
Rabu, 19 Desember 2018
IDI, RIAUPUBLIK.COM-- Sebagai bentuk kepedulian, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Timur, menyantuni keluarga belasan nelayan yang suami dan anaknya masih ditahan di Myanmar. Penyerahan bantuan dilakukan Wakil Bupati Aceh Timur di Aula Serbaguna Idi, Rabu (19/12/2018).
Bantuan diterima Yanti (istri Jamaluddin), Nurlaila (istri Nurdin), Jamaliah (istri Samidan), Sayuti (adik Efendi), Safniati (adik Rahmad), Mutia (istri Saifuddin), Rosniah (istri Syukri), Edi Candra (Umar Saputra), Marlina (adik Sulaiman), dan orangtua dari M. Akbar, Faiturrahman, M. Aris, Nazaruddin, M. Aris, Jamaluddin dan Darman.
Wakil Bupati Aceh Timur, Syahrul Bin Syama’un, dalam kesempatan itu meminta keluarga baik orangtua atau istri dari nelayan Aceh yang saat ini masih ditahan di Myanmar, tetap bersabar atas musibah yang menimpa masyarakat Aceh Timur dan Aceh Utara, ketika melakukan penangkapan ikan diperairan Selat Malaka.
“Kita yakin 16 nelayan asal Aceh Timur dan Aceh Utara ini tidak sengaja melewati perbatasan hingga akhirnya berada di perairan Myanmar, apalagi di laut susah menjaga perbatasan,” ujar Wabup seraya meminta Pemerintah Myanmar untuk mengembalikan para nelayan Aceh ke Indonesia.
Disisi lain, Kedubes RI di Myanmar terus melobi Pemerintah Myanmar agar segera membebaskan nelayan asal Aceh dari berbagai tuntutan, apalagi 12 nelayan Myanmar juga terdampar diperairan Aceh dan telah diselamatkan Aceh Timur dan kini diamankan di Polres Aceh Timur, Rabu 919/12/2018) pagi.
“Kami harap Pemerintah Myanmar bisa mengembalikan nelayan Aceh ke Indonesia,” harap Syahrul Bin Syama’un setelah menyerahkan bantuan uang tunai dan kebutuhan pangan dan sandang seperti sajadah, kain sarung dan beras serta lainnya. (muzakir).
Drs. Zahri, M. AP Asisten Pemerintahan Setdakab Aceh Timur saat menyampaikan sambutan dan arahan pada Rakor Program Inovasi Desa. Foto Bagian Humas & Protokol Setdakab Aceh Timur. |
Bantuan diterima Yanti (istri Jamaluddin), Nurlaila (istri Nurdin), Jamaliah (istri Samidan), Sayuti (adik Efendi), Safniati (adik Rahmad), Mutia (istri Saifuddin), Rosniah (istri Syukri), Edi Candra (Umar Saputra), Marlina (adik Sulaiman), dan orangtua dari M. Akbar, Faiturrahman, M. Aris, Nazaruddin, M. Aris, Jamaluddin dan Darman.
Wakil Bupati Aceh Timur, Syahrul Bin Syama’un, dalam kesempatan itu meminta keluarga baik orangtua atau istri dari nelayan Aceh yang saat ini masih ditahan di Myanmar, tetap bersabar atas musibah yang menimpa masyarakat Aceh Timur dan Aceh Utara, ketika melakukan penangkapan ikan diperairan Selat Malaka.
“Kita yakin 16 nelayan asal Aceh Timur dan Aceh Utara ini tidak sengaja melewati perbatasan hingga akhirnya berada di perairan Myanmar, apalagi di laut susah menjaga perbatasan,” ujar Wabup seraya meminta Pemerintah Myanmar untuk mengembalikan para nelayan Aceh ke Indonesia.
Disisi lain, Kedubes RI di Myanmar terus melobi Pemerintah Myanmar agar segera membebaskan nelayan asal Aceh dari berbagai tuntutan, apalagi 12 nelayan Myanmar juga terdampar diperairan Aceh dan telah diselamatkan Aceh Timur dan kini diamankan di Polres Aceh Timur, Rabu 919/12/2018) pagi.
“Kami harap Pemerintah Myanmar bisa mengembalikan nelayan Aceh ke Indonesia,” harap Syahrul Bin Syama’un setelah menyerahkan bantuan uang tunai dan kebutuhan pangan dan sandang seperti sajadah, kain sarung dan beras serta lainnya. (muzakir).