Peningkatan Mutu Olahraga Dalam Rangka PON
https://www.riaupublik.com/2016/09/peningkatan-mutu-olahraga-dalam-rangka.html
Advertorial selasa 28/09/2016 12:35:23 Wib Dilihat:413
RIAU, RIAUPUBLIK.Com-- Bagi olahragawan tanah air, mungkin
merupakan hari istimewa. Ya, 9 September 2016 adalah peringatan Hari Olahraga
Nasional atau yang biasa disebut Haornas yang ke-68 tahun. Penetapan tanggal 9
September sebagai Haornas diawali dengan diadakannya Pekan Olahraga Nasional
(PON) pertama kali yang berlangsung mulai 9 s.d.12 September 1948 di Surakarta.
PON ke-I dijuarai oleh karesidenan
Solo. Dahulu, pesertanya bukan antar provinsi, namun antar karesidenan. Saat
itu hanya ada 13 kontingen karesidenan dengan 600 atlet yaitu Surakarta,
Yogyakarta, Bandung, Madiun, Magelang, Malang, Semarang, Pati, Jakarta, Kediri,
Kedu, dan Surabaya. Cabang olahraga yang dilombakan pada waktu itu terbatas,
hanya ada 9 cabor, antara lain: Atletik, lempar cakram, bulu tangkis, sepak
bola, tennis, renang, pencak silat, panahan, dan bola basket. Total medali yang
diperebutkan dengan sistem emas, medali, perak berjumlah 108 medali.
Acara PON perdana ini dibuka dan
diresmikan oleh Presiden Soekarno serta ditutup oleh Sri Sultan Hamengkubuwono
IX sebagai Ketua Komite Olimpiade Republik Indonesia (KORI). Lain dulu lain
sekarang. Memasuki penyelenggaraan PON XIX tahun ini, Indonesia bisa dikatakan
cukup berhasil dalam mengembangkan cabang olahraga yang dilombakan. Pembinaan
atlet melalui pelatnas di tiap-tiap daerah mampu menciptakan bibit-bibit unggul
yang nantinya diharapkan dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah
Internasional.
PON XIX Jabar 2016 ini akan
melombakan 44 cabang olahraga, 10 cabang olahraga eksebisi dengan total nomor
pertandingan: 365 pertandingan putra, 302 pertandingan putri, 33 pertandingan
campuran dan 50 pertandingan terbuka di 61 Venue yang tersebar di 15
Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Sekitar 8403 atlet di luar atlet tuan rumah akan
memperebutkan 755 medali emas, 755 medali perak, 962 medali perunggu dan akan
dipimpin oleh sekitar 2195 wasit sebagai penengah.
Namun sayangnya, event megah
tersebut harus terkendala dengan masalah infrastruktur pertandingan. Beberapa
venue masih belum siap untuk digunakan, padahal penyelenggaraan PON XIX hanya
tinggal menghitung hari. Sedikitnya 9 venue cabang olahraga masih belum
rampung, diantaranya gantole, terbang layang, panahan, menembak, softball,
motor cross (gerimang), tinju, berkuda, dan tenis lapangan. Bahkan pertandingan
cabang olah raga bulu tangkis dan tarung derajat terpaksa harus dipindahkan.
Hal itu disebabkan belum siapnya GOR
Bandung, yang sedianya akan menjadi arena pertandingan dua cabor tersebut.
Arena pertandingan bulu tangkis akan dipindahkan ke GOR Bima, Kota Cirebon.
Sementara untuk tarung derajat akan menggunakan arena pertandingan di ITB
Jatinangor.
Dalam hal ini, siapa pihak yang
bertanggung jawab? Apakah pemerintah daerah atau pihak penyelenggara PON? PON
sejatinya sudah menelan biaya yang begitu besar untuk pembangunan venue dan
biaya operasional lomba, termasuk penghargaan untuk pemenang. Apakah yang salah
kontraktor bangunan? Bisa jadi iya, namun bisa jadi tidak, jangan asal menuduh.
Kontraktor memang bertanggung jawab atas selesainya pembangunan venue tempat
perlombaan.
Tetapi yang perlu diketahui, tidak
semua hal di dunia ini akan berjalan lancar, karena kita tidak berada di ruang
hampa yang tidak ada faktor hambatan-hambatan dari luar. Mungkin saja,
kontraktor punya alasan tersendiri terkait belum rampungnya pembangunana sesuai
batas waktu yang ditentukan, seperti faktor cuaca, tanah, dan lain sebagainya.
Apapun hambatan yang menghadang,
bukanlah alasan tidak suksesnya sebuah event besar yang berskala nasional.
Pemindahan tempat pertandingan merupakan salah satu bentuk jalan keluar dari
permasalahan di atas. Ambil saja hikmahnya, di penyelenggaraan PON selanjutnya,
pembangunan venue harus dilakukan jauh-jauh hari agar kesalahan serupa tidak
terulang.
PON merupakan event yang sangat
penting. Siapapun yang ditunjuk sebagai tuan rumah, pasti akan mendapat rejeki
dari pusat dengan dibangunnya beberapa infrastruktur baru, tidak hanya venue
lomba, namun juga akses jalan raya dan transportasi. Dari sisi ekonomi,
pendapatan masyarakat akan naik cukup signifikan karena banyak masyarakat dari
luar daerah akan mengunjungi tuan rumah untuk menyaksikan jalannya lomba.
Selamat bertanding para atlet tanah air. Selamat Hari Olahraga Nasional.
Jadikan ajang PON XIX sebagai sarana pemersatu bangsa.
Sementara itu, untuk atlet KONI Riau
berdasarkan kategori pemberian dana khusus, berdasarkan peluang sang atlet
untuk meraih medali di PON Jabar. Baik medali emas, perak atau perunggu.
Berdasarkan kategori besaran dana
pembinaan khusus yang diterima atlet, selain dana pembinaan khusus, ada dana
lain yang juga akan didapat para atlet. Besaran dana ini juga berdasarkan
kategori. Sedangkan untuk klasifikasi atlet sudah dilakukan bidang pembinaan
prestasi KONI Riau.
"Dari berbagai persiapan itu
yang telah kita lakukan adalah pendekatan pembiayaan dan itu sudah sesuai
dengan program yang ada yakni uang pembinaan khusus untuk atlet kita transfer
langsung ke rekening atlet," ujar Ketua Umum Komite Olahraga Nasional
Indonesia (KONI) Riau Emrizal Pakis, kepada awak media beberapa pekan lalu.
Untuk meningkatkan mutu olah raga
dalam mengikuti PON Bandung Jawa Barat, biaya operasional latihan juga sudah
disalurkan dan diberikan tiap bulan kepada para atlit untuk masing-masing cabor
yang akan mengikut PON. Tidak hanya biaya operasional, para peserta juga
mengikitu TC untuk 35 Cabor untuk mengontrol fisik para atlit.
"Selanjutnya tes kesehatan dan
fisik atlet PON juga sudah dilakukan. Lalu Traning Camp (TC) 35 cabor juga
sudah berjalan dilapangan," ucap Emrizal.
Tak hanya mengikuti serangkaian
pembinaan, para atlit juga telah diberikan vitamin dan suplemen. "Vitamin
dan suplemen sangat berguna untuk meningkatkan stamina atlet," papar
Emrizal.
Persiapan atlit juga telah melakukan
berbagai pembinaan khusus sejak Februari 2016 lalu dan mereka telah diberikan
dana pembinaan khusus dalam rangka persiapan PON Bandung Jawa Barat.
Melalui Komite Olahraga Nasional
Indonesia (KONI) Riau telah bertekad untuk tidak lagi mempergunakan atlet dari
luar daerah untuk memabawa nama harum Riau di ajang nasional, termasuk di Pekan
Olahraga Nasional (PON) 2016 di Jawa Barat mendatang, karena sejak awal Riau
telah melakukan pembinaan kepada para atlit yang menghabiskan dana APBD yang
jumlahnya tidak sedikit.
Ketua KONI Riau, Emrizal Pakis
mengaku dalam PON 2016, Riau hanya menggunakan para atlet asli Riau hasil
binaan sendiri. "Jadi kita tidak akan menggunakan atlet dari luar,"
ujarnya.
Pembinaan para atlet, tambah Emrizal
terus dilakukan sejak jauh hari sebelumnya. "Usai PON 2012 lalu kita telah
mencari bibit-bibit olahraga dan melakukan pembinaan-pembinaan terhadap
mereka," ungkapnya.
Tujuanya agar PON 2016 di Bandung
Jawa Barat, Riau tidak perlu mendatangkan atlet dari luar, tapi cukup dengan
menggunakan atlet asli Riau. Sebab di Riau sendiri banyak terdapat bibit-bibit
olahraga yang potensial untuk dibina dan dikembangkan.
Untuk itu sejak awal para atlet Riau
telah mendapatkan pembinaan secara intensif di beberapa lembaga pembinaan
olahraga, seperti di PPLP, PPLM, dan SMA Olahraga. Selain itu masing-masing
cabang olahraga untuk melakukan pembinaan.
Untuk diketahui kini Pemprov Riau
terus melakukan pembinaan atlit untuk mencapai prestasi dan serta dapat untuk
memenuhi target pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX September 2016 di Jawa
Barat. Berbagai persiapan yang dilakukan atlet asal Riau dan
Pengurus Provinsi (Pengprov) cabang
olahraga (cabor).
Gubernur Riau H Arsyadjuliandi
Rachman berjanji akan terus memberikan dukungan maupun doa, Andi berharap
kedatangannya langsung ke Jabar dapat membangkitkan semangat 336 atlet Riau
yang kini tengah berjuang mengukir prestasi. Untuk saat ini atlet Riau termasuk
10 besar perolehan medali di PON Bandung Jawa Barat.
Sebelumnya, kontingen Riau berhasil
mengantongi satu medali emas, satu medali perak dan satu medali perunggu. Yang
mana, medali perak dan perunggu dipersembahkan oleh Azzahra Permatahani yang
turun dinomor 200 meter gaya ganti dan 400 meter gaya bebas.
Sementara, medali emas
dipersembahkan oleh Anandia Treciel Vannesae Evato melalui cabang olahraga
perenang putri dengan tercepat di nomor 100 meter gaya dada dengan catatan
waktu 1 menit 11: 89 detik.
"Perjalanan masih panjang.
Cabor lain harus semangat. Jadikan yang sudah diperoleh atlet lain menjadi
motivasi dan jangan cepat berpuas diri," tutur Andi.