Menguapas Program Pelalawan Eksotik

Advan Jumat 26-082016 09:23:12
Bupati Kab Pelalawan Berdayung Sampan Danau Tajwid

Salah-seorang-peselanar-dunia-sedang-menikmati-gelombang-Bono-di-Kuala-Kampar-Kabupaten-Pelalawan

RIAUPUBLIK.COM, PELALAWAN-- Wakil Bupati  Kab Pelalawan (RIAU) mengatakan salah satu program strategis yang dimiliki oleh kabupaten ini adalah pelalawan eksotis.

"Pelalawan eksotis adalah untuk memperkenalkan pariwisata Pelalalwan ke tingkat dunia, satu ikonnya saat ini adalah gelombang bono,"ujar Wabup Pelalawan, Zardewan, Senin.

Menurutnya hal ini untuk menjawab bagaimana memajukan pariwisata di Kabupaten Pelalawan yang salah satunya adalah gelombang bono yang telah mendunia."Sudah banyak orang dari luar bermain selancar di sungai kampar ini,"katanya.
Hal ini selaras dengan penyampainya ketika membuka Grand Final Pemilihan Bujang dan Dara 2016 Kabupaten Pelalawan di Gedung Daerah Datuk Laksemana Mangkudiraja, Senin (9/5/2016).

Ia mengatakan banyak obyek wisata yang dimiliki yang akan dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Pelalalwan khususnya melalui Dinas Pariwisata dan dinas terkait lainnya.

"objek wisata di kabupaten pelalawan seperti istana sayap, taman nasional tesso nilo, dan yang lainnya yang tidak bisa di sebutkan akan kita kembangkan,"lanjutnya.

Wabub juga menyampaikan pemilihan bujang dan dara bertujuan agar dapat mempromosikan obyek wisata yg ada di daerah ini.

Kabupaten  Pelalawan (Provinsi Riau) memang seksi. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan ibukota Provinsi Riau dan dilintasi jalur darat lintas nasional. Pangkalan Kerinci sebagai ibukota Kabupaten Pelalawan bisa dijangkau melalui jalur darat hanya sekitar 1,5 jam dari Pekanbaru, ibukota Provinsi Riau.

Jalan lintas Timur yang membuka akses ke mana-mana, menjadi salah satu sisi nyentrik negeri yang dua periode berturut-turut dipimpin oleh nakhoda yang sama dengan wakil yang berbeda.
Bupati Pelalawan HM Harris baru saja berganti pasangan. Saat ini, Harris memimpin Pelalawan didampingi Wakil Bupati Drs H Zardewan yang baru saja dilantik Plt Gubri Arsyadjuliandi Rachman di Jakarta, 22 April lalu, bersama pasangan Bupati Rokan Hulu H Suparman SSos MSi dan H Sukiman.

Sebelum mengakhiri jabatannya untuk periode pertama, HM Harris sudah menyiapkan tapak landasan dan bahkan sudah membangunnya untuk membawa Kabupaten Pelalawan bergerak maju untuk meraih mimpi menjadi kabupaten emas di tahun 2021.

Setidaknya, ada tujuh program andalan yang menjadi lokomotif untuk Pelalawan emas. Ketujuh program itu masing-masing Pelalawan Cerdas, Pelalawan Sehat, Pelalawan Terang, Pelalawan Lancar melalui Program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Desa/Kelurahan (PPIDK), Pelalawan Makmur melalui Program Peningkatan Ketahanan Pangan dan Perkebunan, Pelalawan Eksotis melalui Pengembangan Objek Wisata Bono, dan Program Pembangunan Kawasan Teknopolitan Pelalawan.

Gelombang bono Kuala Kampar justru jadi hiburan tersendiri bagi peselancar dunia.
Pada bagian ini, ada satu yang menarik untuk diulas yakni Pelalawan Eksotis dengan mengembangkan objek wisata Bono, dan tentu saja objek wisata lainnya, baik alami maupun buatan.
Selain Bono yang dijadikan ikon utama wisata Pelalawan, daerah ini sebenarnya masih punya objek wisata lainnya seperti Istana Sayap Pelalawan, Tugu Equator di Pangkalan Lesung, Pusat Budaya Petalangan di Betung, Taman Nasional Tesso Nilo di Ukui, dan lain-lain.

Lalu, ada apa dengan Bono? Mengapa objek wisata yang satu ini masuk program prioritas Pemerintah Kabupaten Pelalawan di bawah kepemimpinan HM Harris dan Zardewan? Bukankah, bagi sejumlah daerah kabupaten/kota di Riau memiliki banyak objek wisata yang justru sulit dikembangkan dan tak mampu bersaing dengan kemolekan alam dan daya tarik wisata provinsi tetanga yakni Sumatera Barat?

Bicara Bono di Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan, objek wisata ini sudah mampu memukau peselancar mancanegara. Sejumlah peselancar top dunia bahkan sudah ikut hadir merasakan sajian gelombang yang oleh sebagian masyarakat dianggap mengandung magis ini.

Pemerintah Kabupaten Pelalawan terus melakukan berbagai upaya untuk menjual Bono. Selain terus memperbaiki sarana dan prasarana ke lokasi dan memoles lokasi Bono, juga digalakkan promosi di banyak tempat dan berbagai kesempatan.


Lokasi Bono memang tak lagi pernah sepi. Selain sudah menjadi objek wisata yang mendunia, Pemkab Pelalawan juga secara berkala menggelar iven seni dan budaya guna menambah daya tarik pengunjung.

Salah satu cara promosi yang pernah dilakukan misalnya dengan menggelar “Bekudo Bono”. Acara ini meramu sejumlah kegiatan dengan ikon wisata seperti menampilkan seni dan budaya kabupaten/kota Se-Provinsi Riau, acara lomba Mancing Mania, dan tentu saja lomba berselancar dengan berbagai kategori, baik tingkat lokal maupun nasional. Selain itu, ada juga lomba fotografi yang diharapkan menghasilkan momen-momen eksotik dari gelombang Bono nan asri.

Di tingkat nasiona, Bono tak lagi barang asing. Pemkab Pelalawan sudah pernah didapuk menerima penghargaan dalam promosi dan pengelolaan objek wisata. Pemerintah Pusat telah mengakuinya dengan memberikan penghargaan Citra Pesona Award 2013 kepada Pemkab Pelalawan karena masuk 10 besar terbaik pengelolaan objek wisatanya di seluruh Indonesia.


Salah seorang peselanar dunia sedang menikmati gelombang Bono di Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan

Untuk pengembangan objek wisata yang menjadi salah satu titik fokus ini, HM Harris sebagai nakhoda menyadari bahwa itu bukan hal mudah. Perlu dukungan semua pihak, baik dari internal pemerintahan, masyarakat, termasuk insan media.

‘’Pelalawan punya potensi yang besar untuk sumber daya alam dan sumber daya manusia yang juga mumpuni. Seluruh keunggulan tersebut, merupakan potensi besar untuk bisa memajukan Pelalawan lebih baik lagi ke depan,’’ ungkap Harris.

Namun demikian, pemerintah daerah tidak bisa berjalan sendiri mewujudkan target-target tersebut tanpa dukungan masyarakat.

“Sebab, pencapaian kemandirian, pencapaian kesejahteraan masyarakat dan pencapaian kemajuan daerah tidak akan dapat terwujud jika hanya mengandalkan kemampuan pemerintah daerah tanpa dukungan semua pihak termasuk dunia usaha,” ujar Harris dalam satu kesempatan syukuran atas kemenangannya kembali memimpin Kabupaten Pelalawan melalui Pilkada serentak 9 Desember 2015 lalu.

Harris mengakui, saat ini dukungan berbagai pihak untuk kemajuan pembangunan Kabupaten Pelalawan sangat dirasakannya. “Untuk itu, saya menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh masyarakat Pelalawan yang sudah mendukung kemajuan pembangunan Pelalawan selama ini,” tambahnya.

Untuk pengembangan objek wisata Bono sebagai upaya mewujudkan Pelalawan eksotis yang bermuara pada Pelalawan emas, harus didukung oleh beberapa program andalan lainnya, seperti Pelalawan Terang, dan Pelalawan Lancar.

Tak bisa dinafikan, listrik tak sekadar berpungsi memberantas kegelapan. Lebih dari itu, sebagian besar sendi kehidupan masyarakat bersumber pada listrik.

Dengan mengalirnya listrik ke daerah-daerah pedesaan, terkhusus di kawasan objek wisata Bono dengan kapasitas yang cukup dan terhindar dari realita hidup mati dan mati hidup, banyak potensi daerah yang selama ini terkubur dalam masalah, akan bisa dikembangkan dan dieksplor sehingga bisa bernilai guna. Pada akhirnya akan bermuara pada keinginan mewujudkan Pelalawan Makmur.

Selain listrik, program Pelalawan Lancar yang di dalamnya menyangkut infrastruktur, akan sangat mendukung masuknya arus wisatawan yang lebih banyak lagi.

Tidak sedikit daerah yang memiliki objek wisata yang memesona, punya nilai asri dan eksotis seperti air terjun nan alami, namun tak mampu menggugah wisatawan, karena terkendala pada transportasi dari dan ke lokasi objek yang dimaksud.

Secara nama dan promosi, objek wisata Bono sudah sangat dikenal. Satu program andalan ini sudah di ambang mata untuk mengantarkan kesuksesan mendatangkan wisatawan mancanegara. Namun, akan sangat disayangkan, apabila hasrat yang kuat pada wisatawan ini terganjal terjalnya jalan dan sulitnya medan yang akan ditaklukkan.

Untuk itulah, Pemkab Pelalawan terus berupaya membenahi infrastruktur jalan dan lainnya dan ditopang dengan sumber penerangan melalui program ketujuh andalan Pemkab Pelalawan yakni Program Pembangunan Kawasan Teknopolitan Pelalawan yang berpusat di Kecamatan Langgam.

Dari kawasan inilah diharapkan tidak saja mengalir pasokan listrik yang mampu menerangi Pelalawan siang dan malam, tapi juga olah dan alih teknologi mewujudkan pelalawan nan eksotis dan Pelalawan Emas Tahun 2021.


Danau Tajwid yang berlokasi di Kecamatan Langgam, memilikipotensi besar menjadi salah destinasi wisata alternatif di Kabupaten Pelalawan. Selain memiliki pesona alam yang terbilang asri, Danau Tajwid juga memiliki potensi perikanan yang sangat baik bila dikembangkan.

Saat ini, Danau Tajwid mulai menjadi salah satu lokasi untuk mencari ikan yang dikelola secara adat oleh masyarakat setempat. Pemerintah sendiri mulai melirik kawasan ini untuk dikembangkan sebagai salah satu objek wisata alam di Pelalawan.

Sebab, sektor pariwisata sekarang sangat diharapkan mampu menjadi penggerak pembangunan dan memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan hasil-hasil pembangunan. Langkah awal, di sekitar lokasi danau akan segera dibangun sejumlah fasilitas penunjang untuk melengkapi kebutuhan wisatawan yang akan berkunjung di Danau Tajwid.

Di sisi lain, masyarakat adat Kecamatan Langgam sudah menyerahkan Pengelolaan Danau Tajwid kepada pemkab. Hal ini diharapkan bisa memberikan nilai tambah dalam hal ekonomi dan kemajuan bagi masyarakat adat. Artinya, ketika pemerintah mulai mengembangkan Danau Tajwid, maka secara perlahan akan membuka peluang usaha bagi masyarakat sekitar, seperti usaha cenderamata, kuliner dan peluang lainnya.

Jelas hal ini akan memberikan dampak peningkatan ekonomi bagi masyarakat. Bupati Pelalawan HM Harris kepada wartawan, Selasa (2/6/2015) kepada wartawan menyampaikan kesan positifnya terhadap potensi pengembangan Danau Tajwid.

Menurut HM Harris, Danau Tajwid atau Kajuid diambil dari sebuah nama pohon di sekitar lokasi pinggiran danau. Pohon itu berbuah asam dan akan gugur bila musim banjir tiba. Buahnya akan jatuh menjadi makanan berbagai jenis ikan air tawar dan mengundang kehadiran berbagai jenis ikan dari Sungai Kampar yang tersambung ke danau tersebut.

Bila musim gugur, buah pohon Tajwid menjadi pertanda dan biasanya akan banyak ikan di sekitar Danau Tajwid. "Danau Tajwid milik masyarakat adat yang selama ini di kelola oleh kaum adat bathin dan ninik mamak. Kemudian dilelang setiap tahun menjadi salah satu tempat mencari ikan yang dikelola secara adat. Hasilnya untuk kebutuhan adat dan keagamaan," urai HM Harris.

Artinya, selama ini Danau Tajwid sudah menjadi salah satu sumber mata pencarian masyarakat, khusunya sektor perikanan. Dimana sistem pengelolaannya dilakukan dengan cara lelang setiap tahunnya melalui lelang adat. Sedangkan hutannya dan panorama alam sekitarnya belum termanfaatkan maksimal karena lokasi rawa dan belum ada fasilitas pendukung sebagai sarana prasarana.

Dijelaskan, dalam tujuh program yang dicanangkan, salah satunya adalah Pelalawan Eksotis dengan Pembaharuan Menuju Kemandirian Masyarakat. Pemerintah Kabupaten Pelalawan memasukan Destinasi Danau Tajwid sebagai objek wisata pendukung wisata bono Kabupaten Pelalawan. Danau Tajwid harus di kelola untuk menambah nilai tambah bagi masyarakat adat dan menjadi destinasi wisata Kabupaten Pelalawan dan berbagai potensinya di kelola Pemkab Pelalawan.

Dari hanya tempat mencari ikan menjadi tempat wisata, tempat pelestarian alam dan ikan, tempat pendidikan olahraga dan permainan, tempat penginapan. Memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat adat yang nantinya ikut berusaha di lokasi danau tajwid.

Berbagai potensi Danau Tajwid yang sangat luar biasa akan terangkat nilainya, menjadikan nilai tambah bagi masyarakat adat dan nilai tambah bagi masyarakat Kabupaten Pelalawan, Bagi Provinsi Riau dan bagi Indonesia menghadapi persaingan antar negara yang terjadi saat ini.

Danau Tajwid, menurut HM Harris, ke depan akan menjadi destinasi wisata yang sangat penting dan sangat menentukan. “Istilahnya dalam pepatah adat, Danau Tajwid tidak akan menjadi mentimun bungkuk. Dalam arti adat, tidak diperhitungkan. Kita menggagas Danau Tajwid menjadi penentu, dan jika belum berkunjung ke Danau Tajwid belum melihat wisata alam Pelalawan,” kata HM Harris.

Diharapkan, keberadaan Danau Tajwid akan menjadi pendukung keberadaan objek wisata Bono yang sudah dikenal wisatawan nasional dan mancanegara. Eksistensi Danau Tajwid diyakini akan menjadi lokasi yang menarik dan menyenangkan, dengan dukungan alam akan bisa menyedot wisatawan. Syaratnya, bila dikelola dengan baik.

"Pemerintah sudah membuat masterplan Danau Tajwid yang akan dikembangkan dalam Zona Botanikal -tanam tanaman pertanian), 
- Zona Perikanan (Konservasi Perikanan Air Tawar)
- Zona Kehutanan (Keasrian Hutan Alam dan kearifan lokalnya)
- Zona Edukatif ( Kepentingan Pendidikan). Adv/Humas

Related

Pelelawan 3278227123408741576

Posting Komentar

emo-but-icon

Siak

Siak

Ik

Ik

Ikln

Ikln

LPPNRI RIAU

Dewan Redaksi RPC

publik MERANTI

Galery&Adv

Dewan Bengkalis

Newspelalawan

Komisi Pemberantasan Korupsi

Sum

Sum

PEMKAB SIAK

dewan bengkalis

Follow Us

Ikln

Ikln

Rohil

Rohil

Rohil

Rohil

DPRD Rohil

DPRD Rohil

Uc

Uc

Uc

Uc

uc

uc

UCP

UCP

UC

UC

Hot News

Recent

Comments

Side Ads

item