Mak..jang..! Lukman Edi Ternyata Tidak Omdo, Arya Wedakama Di BK DPD, Netizen: Lanjutkan Pak Lukman Edi, Sekali Layar Terkembang, Pantang Surut Ke Belakang
https://www.riaupublik.com/2017/12/makjang-lukman-edi-ternyata-tidak-omdo.html
Selasa,
12 Desember 2017
JAKARTA, RIAUPUBLIK.Com-- Persekusi yang dialami ustad Abdul Somad menjadi sorotan
serius Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Wakil Ketua Komisi II DPR RI,
Lukman Edy.
Peristiwa ini dinilai melengkapi sejumlah kasus penolakan terhadap pihak yang dituding anti-NKRI dan anti keragaman.
Bahkan Anggota DPR asal Riau Lukman Edi melaporkan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) senator asal Bali Arya Wedakarna ke Badan Kehormatan (BK) DPD.
Lukman menuduh Arya sebagai dalang dari aksi penolakan sekelompok orang terhadap Ustaz Abdul Somad di Bali. Arya juga dinilai Lukman telah memprovokasi warga Bali melalui media sosial fan page Facebook @dr.aryawedakarna dengan menuding Ustaz Somad anti-Pancasila.
Lukman Edi pun memiliki beberapa alasan melaporkan Arya Wedakarna ke BK DPD. "Spektrum pertama, ini kan tahun politik, semua kandidat bagi saya, baik calon kepala daerah, calon DPR, DPD, presiden dan wakil presiden supaya tidak menggunakan isu sensitif isu SARA," ujar Lukman Edi di Sekretariat BK DPD, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/12/2017).
Karena, lanjut dia, isu berbau suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) itu dilarang dalam pemilu sesuai undang-undang yang berlaku. "Kedua, dalam rangka menjaga muruah dan nama baik lembaga negara," tuturnya.
Dia menambahkan, kredibilitas DPD dipertaruhkan jika tidak bertanggung jawab atas apa yang diperbuat Arya Wedakarna. "Saya bertanggung jawab untuk ikut bersama-sama menjaga marwah dari lembaga negara," ujarnya
Adapun alasa ketiga, kata Lukman, Arya sudah beberapa kali melakukan hal sama. Bahkan, lanjut dia, Arya Wedakarna sudah mendapatkan sanksi dari DPD pada kasus sebelumnya.
"Pemberhentian dari BK, dan pemberhentian dari alat kelengkapan DPD. Kemudian melakukan hal lagi yang sama, momentumnya tepat untuk kemudian perkara yang kedua ini bisa ditindak dengan tegas. Sehingga tidak berulang kembali," katanya.
Menurut dia, penolakan terhadap Ustaz Abdul Somad sangat mengganggu masyarakat Riau. "Karena Ustaz Somad ini panutan, tokoh ulama dari Riau, dan sekarang menjadi idola di Provinsi Riau," ucapnya.
Sementara itu Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPR RI Reni Marlinawati mengaku prihatin dan geram atas persekusi yang dialami ustad Abdul Somad. Peristiwa ini melengkapi sejumlah kasus penolakan terhadap pihak yang dituding anti-NKRI dan anti keragaman.
"Aparat kepolisian harus menegakkan hukum dan mengusut siapa pelaku persekusi terhadap Ustad Somad tersebut," ujar Reni
Reni mengungkapkan, peristiwa itu telah menunjukkan tindakan yang tidak manusiawi sekali, dan tidak mencerminkan adab warga Bali yang dikenal santun, terbuka, dan toleran.
"Sebab faktanya tokoh-tokoh adat Bali justru terbuka menerima Ustad Somad. Oknum-oknum yang merusak kenyamanan Bali dan Republik Indonesia ini harus ditegakkan hukum terhadap mereka," terang Wakil Ketua Umum PPP Reni Marlinawati.
Menurut Reni, persoalan yang terjadi di Bali telah menjadi fenomena di tengah masyarakat. Hal itu sungguh merisaukan dan bertentangan dengan konstitusi sebagai negara hukum. Masyarakat sipil berlagak seperti aparat penegak hukum. Kelompok partikelir menampilkan diri sebagai lembaga resmi negara yang bertugas menegakkan aturan publik.
"Fenomena ini harus dihentikan. Tidak boleh lembaga swasta bertindak layaknya lembaga negara," katanya.
Sebagaimana diketahui pada Sabtu lalu (9/12) Ustad Abdul Somad menjadi penceramah di Tabligh Akbar di Denpasar Bali. Pada pagi menjelang subuh, hotel tempat penginapan Abdul Somad didatangi oleh sekelompok orang yang tak dikenal. Sejumlah massa itu diduga melakukan persekusi terhadap ulama asal Riau tersebut. Bahkan pelaku membawa senjata tajam. Video aksi mereka kini juga viral di media sosial (medsos).
Sindonews//Riaupublik