Weeiii...Malam Hari, Kandang Sapi Warga Di Bongkar Paksa PTPN V (Riau)
https://www.riaupublik.com/2015/06/weeiiikandang-sapi-di-bongkar-paksa.html
GAMBAR ILUSTRASI KANDANG SAPI |
Kandang sapi yang memiliki daya tampung
100 ekor sapi tersebut dibangun untuk mempersiapkan bantuan dari
pemerintah setempat dalam mengatasi angka kemiskinan maka diberikan
bantuan sapi. Dilansir dari detakriau, kandang sapi itu dibongkar malam
hari tanpa sepengetahuan dari masyarakat.
Kontan hal ini membuat pemuka masyarakat
dan ninik mamak, beserta kepala desa, serta masyarakat Desa Kasikan
protes tindakan vandalisme oleh PTPN V yang merusak aset desa tersebut.
Fahrul Rozi selaku Ninik Mamak Desa
Kasikan menjelaskan, tidak seharusnya ini terjadi sebab yang dilakukan
oleh masyarakat hanya sebatas mengembangkan potensi peternakan. Bahkan
perbuatan ini sangat disesal masyarakat. “Kami hanya ingin kembangkan
potensi peternakan. Dan hasilnya nanti bisa meningkatkan perekonomian
masyarakat,” katanya.
Lagi pula ulasnya, bukan dilahan HGU
PTPN V di wilayah Tandun dibangun kandang itu, tetapi tetap dibongkar
paksa. Dengan alasan tidak jelas. Fahrul menyebut, aksi pembongkaran
dipimpin Rahman itu diluar pemikiranya masyarakat Desa Kasikan. Sebab,
dilakukan malam hari.
“Padahal diketahui Pak Bupati itu sudah
melakukan program bagus menuju zero kemiskinan. Ini yang kami lakukan
dengan realisasikan melalui program pengembangan peternakan,”jelasnya.
Tapi hal ini sambungnya, tidak didukung oleh BUMN PTPN 5 itu dengan
gusur kandang-kandang milik petani.
Kepala Desa Kasikan, Syafrianto
menjelaskan, masyarakat jangan dipersulit oleh pihak perusahaan.
Dikarenakan, niat masyarakat ini meningkatkan perekonomiannya. Bukan hal
itu melakukan tindakan kriminal atau pencurian sawit milik perusahaan
itu.
Lagi pula, sambungnya, apa yang dibangun
itu bukan bangunan liar seperti hal yang ada berserakan terbangun di
wilayah kerja PTPN V masuk kawasan Tandun.”Kami minta perusahaan bisa
mengerti. Bangunan kandang sama dengan bangunan liar, itu salah. Makanya
diminta solusi dari perusahaan,” ujarnya.